Sabtu, 27 November 2010

Nasabah Bakrie Life Yogyakarta : Kami Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Detikcom

Jakarta - Perwakilan Nasabah PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) asal Yogyakarta mendesak manajemen dan pemegang saham untuk segera membayarkan cicilan pokoknya. Pasalnya para nasabah saat ini sangat membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk bertahan ditengah bencana Gunung Merapi.

"Nasabah Bakrie Life Yogya sangat berharap agar tabungan yang ditempatkan di produk Diamond Investa bisa segera dibayar. Saat ini kami sudah jatuh kemudian tertimpa tangga," ujar perwakilan nasabah Bakrie Life asal Yogyakarta, Ie Sioe ketika berbincang dengan detikFinance di Jakarta, Sabtu (27/11/2010).

Ie Sioe mengungkapkan dana cicilan pokok tersebut sangat dibutuhkan untuk kehidupan para nasabah yang setiap hari yang sudah lebih susah mengadu nasib. "Ditambah dengan musibah bencana alam meletusnya gunung Merapi dimana kami sangat membutuhkan uang untuk memperbaiki rumah kami," tambahnya.

Ia berharap keluarga besar Bakrie tidak mau melihat nasabah Diamond Investa yang juga sebagai rakyat Indonesia dimana sedang berkabung dibiarkan terlunta lunta.

"Kiranya keluarga besar Bakrie mau mencairkan uang nasabah Diamond Investa. Hanya Tuhan yang bisa membalas kebaikan dari keluarga besar Bakrie.," tuturnya.

Seperti diketahui, Bakrie Life menderita gagal bayar produk asuransi berbasis investasi dengan nama Diamond Investa sebesar Rp 360 miliar.

Sesuai SKB, manajemen Bakrie Life menawarkan skema pengembalian dana pokok sebesar 25% di 2010, 25% di 2011, dan sisanya 50% di 2012.Sebanyak 25% pada tahun 2010 dibayar empat kali setiap akhir triwulan, demikian juga pada tahun 2011, dan sisanya 50% di Januari 2012 namun nasabah kembali gigit jari karena SKB tidak diindahkan oleh manajemen.

Skema pembayaran Angsuran Pokok dana tersebut yakni Maret 2010 (6,25%), Juni 2010 (6,25%), September 2010 (6,25%), Desember 2010 (6,25%), Maret 2011 (6,25%), Juni 2011 (6,25%), September 2011 (6,25%), Desember 2011 (6.25%), dan terakhir pada Januari 2012 (50%).

Cicilan dana pokok baru dibayarkan dua kali yakni Maret 2010 dan Juni 2010. Cicilan pokok pada September 2010 belum dibayarkan berikut bunga dari Juli 2010 sampai November 2010.

Sehingga Bakrie Life masih mempunyai sisa utang kurang lebih senilai Rp 290 miliar kepada 250 nasabah Diamond Investa yang menginvestasikan dananya diatas Rp 200 juta.

Jumat, 15 Oktober 2010

Terkatung-katung 6 Bulan, Bakrie Life Akhirnya Cicil Dana Nasabah, Detik Finance, 15/10/2010

Jakarta - PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) akhirnya kembali mencicil dana nasabah Diamond Investa yang telah terkatung-katung selama 6 bulan sejak pembayaran terakhir. Kali ini manajemen membayar cicilan dana pokok nasabah dengan total dana yang hanya sebesar Rp 30 miliar.

"Likuiditas kami saat ini memang masih terbatas jadi kami masih bayar sebagian. Jumlah seluruhnya sekitar Rp 30 miliar," ujar Direktur Utama Bakrie Life Timoer Sutanto ketika dihubungi detikFinance di Jakarta, Jumat (15/10/2010).

Timoer mengatakan, cicilan pembayaran tersebut dibayarkan kepada pemegang polis Diamond Investa dibawah Rp 200 juta dan cicilan pokok bulan Juni 2010 untuk diatas Rp 200 juta.

"Dana nasabah yang dibawah Rp 200 juta akhirnya telah seluruhnya diselesaikan. Untuk yang diatas Rp 200 juta sementara cicilan pokok Juni 2010 dan bunga sampai dengan Juni juga sudah dibayarkan," papar Timoer.

Dihubungi secara terpisah, perwakilan nasabah Bakrie Life, Yoseph mengakui jika pembayaran telah masuk rekening para nasabah.

"Pembayaran dari Bakrie Life sudah masuk ke rekening nasabah namun ada juga yang masuk besok," tuturnya.

Menurut Yoseph, pembayaran memang dilakukan terhadap nasabah yang dananya di bawah Rp 200 juta dan cicilan pokok  ke-6 (Juni 2010) beserta bunga.  

"Namun untuk bunga Juli, Agustus, September dan cicilan pokok September 2010 belum dibayar," katanya.

"Nasabah mengucapkan banyak puji syukur dan berterima kasih kepada Manajemen group Bakrie, Bakrie Life, DPR melalui Komisi XI, Menkeu dan Bapepam-LK Biro Perasuransian, yang telah banyak membantu dalam Proses Pembayaran Nasabah Bakrie Life. Serta kepada kawan-kawan media," imbuh Yoseph.

Seperti diketahui, Bakrie Life menderita gagal bayar produk asuransi berbasis investasi dengan nama Diamond Investa sebesar Rp 360 miliar. Sesuai SKB, manajemen Bakrie Life menawarkan skema pengembalian dana pokok sebesar 25% di 2010, 25% di 2011, dan sisanya 50% di 2012.

Jumat, 17 September 2010

DPR Beri Deadline Bakrie Life Lunasi Dana Nasabah Sampai Oktober

Jakarta, Detik Finance, 16 September 2010

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Komisi XI memberikan tenggat waktu kepada pemegang saham dan manajemen PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) sampai akhir Oktober 2010 untuk mulai melunasi dana nasabah Diamond Investa.

Jika sampai dengan batas waktu tersebut belum juga dibayarkan, Komisi XI akan memanggil pihak-pihak yang bersangkutan.

Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi XI Achsanul Qasasih ketika berbincang dengan detikFinance di Jakarta, Kamis (16/09/2010).

"Kami memberikan waktu sampai akhir bulan depan, jika tidak ada progres akan kami panggil pihak yang bersangkutan," ujar Achsanul.

Menurut Achsanul, pemegang saham dan manajemen Bakrie Life tidak lagi bisa menganggap enteng mengenai kasus gagal bayar yang merugikan banyak nasabahnya. "Kita harus memberikan ketegasan, karena asuransi seperti layaknya bank di mana kepercayaan masyarakat mahal harganya. Oleh sebab itu kasus gagal bayar ini dapat menganggu kepercayaan terhadap industri asuransi," ungkapnya.

Jika pemegang saham dan manajemen Bakrie Life tidak mampu memenuhi janjinya, Achsanul mengatakan pihaknya akan memanggil untuk melalui proses audiensi di DPR.

"Pertama akan kita panggil pihak nasabah untuk mengetahui asal mula kasus gagal bayar tersebut Kemudian pihak manajemen sampai kepada pihak Bapepam-LK selaku regulator," tegas Achsanul.

Namun, lanjut Achsanul pihaknya telah mendapatkan informasi dari pihak manajemen akan segera membayar sebagian cicilan dalam waktu dekat. Sehingga, menurutnya, pemanggilan tidak perlu dilakukan. "Saat ini mereka (manajemen Bakrie Life) akan mencoba membayar cicilan pada bulan September 2010 ini maka kita lihat saja," katanya.

Seperti diketahui, Bakrie Life menderita gagal bayar produk asuransi berbasis investasi dengan nama Diamond Investa sebesar Rp 360 miliar. Sesuai SKB, manajemen Bakrie Life menawarkan skema pengembalian dana pokok sebesar 25% di 2010, 25% di 2011, dan sisanya 50% di 2012.

Sebanyak 25% pada tahun 2010 dibayar empat kali setiap akhir triwulan, demikian juga pada tahun 2011, dan sisanya 50% di Januari 2012 namun nasabah kembali gigit jari karena SKB tidak diindahkan oleh manajemen.

Skema pembayaran Angsuran Pokok dana tersebut yakni Maret 2010 (6,25%), Juni 2010 (6,25%), September 2010 (6,25%), Desember 2010 (6,25%), Maret 2011 (6,25%), Juni 2011 (6,25%), September 2011 (6,25%), Desember 2011 (6.25%), dan terakhir pada Januari 2012 (50%).

Jumat, 03 September 2010

Pertanyakan Nasib Dana, Nasabah Bakrie Life 'Serbu' Wisma Bakrie, Detik Finance

Jakarta - Sejumlah Nasabah Diamond Investa PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) mendatangi Kantor Pusat Bakrie Capital Indonesia (BCI). Nasabah berharap bisa bertemu dengan pihak BCI selaku pemegang saham Bakrie Life untuk mendapatkan kepastian pembayaran dana pokok yang terkatung-katung.


"Nasabah Bakrie Life seluruh Indonesia rencananya akan datang ke kantor BCI untuk meminta pertanggungjawaban pembayaran," ujar Koordinator Tim Penyelamatan Pengembalian Dana Nasabah (TP2DN) Bakrie Life, Wahyudi ketika ditemui detikFinance di Kantor BCI, Gedung Wisma Bakrie II, Kuningan, Jakarta, Jumat (03/09/2010).

Wahyudi mengatakan, nasabah berharap dapat bertemu langsung dengan direksi BCI atau langsung bertemu dengan pemilik BCI yakni Nirwan Bakrie.

"Kita berharap dapat bertemu langsung dengan direksi atau dengan bapak Nirwan Bakrie langsung agar ada kejelasan pembayaran dana nasabah," ujarnya.

Berdasarkan pantauan detikFinance di Kantor BCI, nasabah yang berjumlah kurang lebih 30 orang tampak masih berada di depan Kantor BCI. Sejumlah nasabah tersebut mendapatkan pengawalan ketat dari pihak keamanan setempat.

Pihak BCI hanya menerima 5 orang perwakilan dari nasabah untuk bertemu dengan pihak direksi.

Seperti diketahui Bakrie Life mengalami gagal bayar kepada sejumlah nasabah Diamond Investa senilai Rp 360 miliar. Bakrie Life berjanji akan mengembalikan dana secara dicicil hingga 2012 namun di pertengahan jalan pembayaran tersebut tersendat tanpa keterangan jelas dari pihak manajemen. (dru/dnl)

Datangi Wisma Bakrie, Nasabah Bakrie Life Diusir Satpam dan Polisi, Detik Finance

Jakarta - Nasabah Diamond Investa PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) tidak mendapatkan izin dari pihak keamanan Bakrie Capital Indonesia (BCI) untuk menggelar orasinya. Namun para nasabah tetap memaksakan diri untuk memasang poster dan spanduk di depan kantor Bakrie Group tersebut.


"Kita tidak mendapat izin, namun kita tetap akan memasang poster dan spanduk agar para masyarakat mengetahui siapa Bakrie sebenarnya," ujar Koordinator Tim Penyelamatan Pengembalian Dana Nasabah (TP2DN) Bakrie Life, Wahyudi ketika ditemui di Kantor Pusat BCI, Wisma Bakrie II, Kuningan, Jakarta, Jumat (03/09/2010).

Sekitar 30 orang nasabah yang menjadi 'korban' Bakrie Life memasang beberapa poster dan memegang spanduk-spanduk berisi ungkapan kekesalan mereka.

Spanduk dan poster tersebut bertuliskan antara lain, 'Bakrie Life, Kami Butuh Dana Tersebut Untuk Biaya Anak Sekolah dan Berobat' dan 'Rp 360 miliar Dana Kami Kemana? Menkeu, Periksa Kembali Bakrie Life'.

Setelah kurang lebih selama 10 menit menggelar orasinya, pihak keamanan setempat dan Polda akhirnya meminta secara paksa kepada nasabah untuk membubarkan diri. Para nasabah dengan penuh kekesalan akhirnya meninggalkan Kantor Pusat BCI.

Pihak BCI akhirnya hanya menerima 5 orang perwakilan dari nasabah untuk bertemu dengan pihak direksi. Nasabah berharap bisa bertemu dengan pihak BCI selaku pemegang saham Bakrie Life untuk mendapatkan kepastian pembayaran dana pokok yang terkatung-katung.

Seperti diketahui Bakrie Life mengalami gagal bayar kepada sejumlah nasabah Diamond Investa senilai Rp 360 miliar. Bakrie Life berjanji akan mengembalikan dana secara dicicil hingga 2012 namun di pertengahan jalan pembayaran tersebut tersendat tanpa keterangan jelas dari pihak manajemen.

Nasabah: Bapepam Melempem Hadapi Bakrie Life , Detik Finance

Jakarta - Para nasabah PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) menuding Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) tidak berani tegas dalam menindak Bakrie Life yang menunggak pembayaran dana nasabahnya.


Koordinator Tim Penyelamatan Pengembalian Dana Nasabah (TP2DN) Bakrie Life, Wahyudi mengatakan, sampai saat ini nasabah melihat tidak ada tindakan keras dari Bapepam untuk meminta Bakrie Life mengembalikan uang nasabah.

"Tidak ada tindakan apa-apa dari Bapepam. Bapepam mengatakan kita harus terus bersabar, nggak mungkin Bakrie tidak punya uang, karena alasan Bapepam selalu tidak ada dananya. Sekarang nasib 600 nasabah bagaimana, sekarang kita cuma bisa demo-demo saja," ujar Wahyudi ketika ditemui di depan Wisma Bakrie, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (3/9/2010).

Wahyudi mengatakan, nasabah tidak mungkin menggunakan jalur hukum, karena perusahaan asuransi milik Bakrie ini sudah bangkrut dan aset-aset termasuk kantornya pun sudah dijual.

"Memang gampang bikin perusahaan asuransi di Indonesia. Kita galang saja dana nasabah, kita kumpulin uangnya, lalu bilang saja ke nasabah gagal bayar. Karena tidak ada tindakan dari Bapepam. Tinggal bilang saja kita gagal bayar karena krisis dan uangnya ditananm di saham," tukasnya.

Rabu, 25 Agustus 2010

Aburizal Bakrie Bukan Para Pencari Tuhan, blogdetik.com

Sudah cukup lama PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) menderita gagal bayar nasabah Diamond Investa yang berjumlah Rp 360 miliar. Para nasabah pun sepertinya tak kenal lelah menuntut hak, sehingga Bakrie Life kemudian berjanji melunasi seluruh utangnya sesuai dengan Surat Kesepakatan Bersama (SKB). SKB tersebut berisikan komitmen Bakrie Life untuk membayar bunga 9,5% per bulan beserta cicilan pokoknya yaitu pada 2010 sebesar 25%, 2011 sebesar 25% dan Januari 2012 sebesar 50%. Dana tersebut seharusnya mulai dibayarkan pada Maret 2010 hingga Januari 2012.


Akan tetapi, lagi-lagi pihak Bakrie Life mengingkari janji sehingga memaksa para nasabahnya berdemo di depan kantor pemegang saham Bakrie Life yakni Bakrie Capital Indonesia (BCI) dan menuntut kejelasan pengembalian dana mereka (19/08/2010) . Tetapi pihak BCI tidak memberikan pernyataan apa pun kepada para nasabah maupun kepada manajemen Bakrie Life. Hal ini menyebabkan Bakrie Life kini tak berani lagi berjanji kepada para nasabah Diamond Investa terkait cicilan pengembalian investasi mereka.

Bakrie Life tentulah bukan satu-satunya perusahaan di bawah Grup Bakrie yang acap mengingkari janji. Para korban lumpur Lapindo juga harus pasrah ketika ganti rugi yang dijanjikan oleh PT Minarak Lapindo Jaya, sebuah perusahaan di bawah bendera Grup Bakrie yang bertanggung jawab atas semburan lumpur di Porong, Sidoarjo, pada bulan ini sudah molor hingga lima bulan dengan dalih perusahaan sedang mengalami krisis keuangan

Senin, 23 Agustus 2010

Bakrie Life Menolak Berjanji Untuk Kembalikan Dana Nasabah

(Vibizdaily - Bisnis), PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) kini tidak mau lagi berjanji kepada para nasabah Diamond Investa terkait cicilan pengembalian dana.


Saat ini perusahaan milik Grup Bakrie tersebut tengah mengalami kesulitan likuiditas sehingga tidak ada kepastian mengenai pengembalian dana nasabah.

"Memang saat ini kami sedang kesulitan likuiditas. Kami tidak berani janji mengenai waktu karena takut meleset lagi dan nasabah semakin marah," ujar Direktur Utama Bakrie Life, Timoer Sutanto kepada detikFinance di Jakarta, Senin (23/08/2010).

Namun Timoer menegaskan, komitmen manajemen untuk mengembalikan dana para nasabah tidak akan dilanggar.
"Komitmen kami tidak berubah akan menyelesaikan kewajiban Diamond Investa," tegasnya.
Timoer mengatakan saat ini pihaknya bersama dengan pemegang saham tengah mencari dana untuk dapat mengganti uang para nasabah yang terkatung-katung nasibnya. Selain itu Timoer juga menjelaskan selama ini pihaknya enggan memberikan keterangan kepada para nasabah dan media karena dirasa akan percuma.

"Percayalah kami sedang berusaha keras untuk menyelesaikan yang tertunggak walaupun nanti hanya sebagian dulu. Mohon maaf juga kami tidak bisa beri kabar karena kami mesti bicara apa kalau dana belum siap?," ungkapnya.

Seperti diketahui Bakrie Life menderita gagal bayar nasabah Diamond Investa sebesar Rp 360 miliar. Kemudian Bakrie Life berjanji akan melunasi nasabah sesuai Surat Kesepakatan Bersama (SKB).

SKB tersebut berupa komitmen Bakrie Life untuk membayar bunga 9,5% per bulan beserta cicilan pokok secara kuartal per tahunnya yaitu 2010 sebesar 25%, 2011 sebesar 25% dan Januari 2012 sebesar 50%. Dana tersebut seharusnya mulai dibayarkan pada Maret 2010 sampai Januari 2012.

Namun SKB tersebut tidak ditepati sehingga nasabah kembali mendapatkan kekecewaan. Kemarin, Kamis (19/08/2010) sebagian nasabah berdemo didepan kantor pemegang saham Bakrie Life yakni Bakrie Capital Indonesia (BCI) yang menuntut kejelasan kembali mengenai dana mereka. Tetapi pihak BCI tidak
memberikan pernyataan apapun kepada nasabah termasuk manajemen Bakrie Life.

(mds/MDS/dtc)

Sabtu, 21 Agustus 2010

Bakrie life Gagal Bayar. Siapa yang Bertanggung Jawab?,Kompasiana

“Kami sudah mendesak manajemen, tetapi kalau memang tidak punya uang untuk membayar , ya bagaimana lagi,” Jelas Isa rahma(kepala, biro perasuransian badan pengawas pasar modal). Http://web.bisniscom/keuangan/asuransi/Id20.881.html.

Menanggapi aksi demo nasabah yang pembayarannya kembali molor di wisma bakrie 2 jl Hr Rasuna Said tanggal 18/08/2010. Jawaban diatas mengampangkan masalah, dan tidak berpihak terhadap korban, dan tentunya jawaban angin surga bagi pemilik Bakrie life untuk lari dari tanggung jawab. Kondisi ini membuktikan kurangnya kepedulian pemerintah terhadap nasabah asuransi , dan membuktikan bahwa pemerintah tidak tegas terhadap pelaku usaha asuransi. Peristiwa ini bisa menjadi pelajaran yang baik bagi pelaku usaha asuransi, untuk berkelit, bila mereka mengalami kesulitan keuangan seperti yang dialami Bakrie Life, dan bisa menyebabkan pelaku asuransi kurang hati-hati (prudent) didalam mengelola dana nasabah, demi mengejar keuntungan yang besar.

Sudah barang tentu korbanya, tidak hanya masyarakat, menengah keatas, yang hanya berjumlah 600 orang yang menanamkan dana investasi di diamond investa, sebesar Rp 360 miliar,juga untuk produk tradisonal (asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan ,asuransi pensiun) perseroan mengelola dana 30 ribu dana nasabah. Timur Soetanto Direktur Utama Bakrie Life.

Http:/bisnis viva new.com.
Kepemilikan Bakrie life adalah 94% Bakrie Capital Indonesia (BCI), 6% koperasi karyawan bakrie life. Bakrie life didirikan pada tahun 1996, dari akuisisi saham PT asuransi jiwa centris (centris life) pada 24 oktober 1996, milik summa group. Bakrie life tergabung galam bakrie group salah satu perusahaan berskala multinasional di Indonesia. Sudah jelas donk siapa yang punya group Bakrie…….?,

Hhtp:www. Bakrie life.com
Inilah sebuah peristiwa yang menunjukan hukum tidak adil bagi orang kaya dan penguasa. Pandai berkelit, sulit disentuh hukum, apalagi berhadapan dengan rakyat biasa. Kita sadar para nasabah diamond Investa Bakrie Life dan nasabah asuransi tradisional laiinya, akan sangat sulit menang disegala medan pertempuran , apalagi soal hukum.

Kondisi ini kita bisa lihat, menurut Wahyudi,selaku coordinator tim penyelamatan pengembalian dana nasabah (TP2DN), pihak BCI menuding peristiwa gagal bayar bukanlah tanggung jawal BCl.”ini murni kesalahan bakrie Life”, dan mereka pesimis bahwa uang mereka akan kembali.
Http:// keuangan kontan CO.ID.

Padahal berdasarkan laporan keuangan kondisi Bakrie life, minus semenjak tahun 2009, lantas siapakah yang akan bertanggung jawab..?. Haruskah pemeritah kembali mengambil alih tanggung jawab ?, dengan alasan krisis ekonomi 2008, atau dengan alasan bencana alam seperti kasus lumpur sidoarjo..?. Atau Pemerintah hanya diam, pura-pura tuli dan bisu, padahal korban terus berjatuhan, bahkan pemkot lampungpun merasa tertipu dengan asuransi kematian dari bakrie life tahun 2008-2009, yang mengasuransikan warganya yang meninggal untuk mendapat santunan bagi keluarga yang dtinggalkan. Saat ini ada 459 klaim asuransi belum dibayar. http://poskota.coid. Belum kesulitan nasabah asuransi dana pendidikan menarik klaim dan laiinya, ada banyak kasus nasabah gagal bayar oleh bakrie life yang telah diberitakan banyak media.

Mudah-mudahan Pemilik Bakrie life yaitu Bakti capital, yang baru saja membeli saham bakrie land sebesar 19% bersama perusahaan Induknya, sesegera mungkin membayar. Banyak orang yang bergantung terhadap dana tersebut.

Tidakkah malu dengan pemberian penghargaan Ahmad Bakrie, yang ditujukan kepada orang-orang yang mempunyai integritas terhadap kemajuan dinegeri ini. Sementara perusahaan bakrie life malah lari dari tanggung jawab.

Apakah kemerdekaan di Negara ini hanya mereka yang harta dan kuasa?

Jumat, 20 Agustus 2010

AAJI desak Bakrie Life 'dengarkan' nasabah, Bisnis Indonesia

JAKARTA: Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mendesak segera dilakukannya penyelesaian konflik antara manajemen PT Bakrie Life Insurance dengan nasabahnya terkait dengan gagal bayar sekitar Rp360 miliar yang terjadi sejak beberapa waktu lalu.

Desakan tersebut menanggapi aksi demonstrasi puluhan nasabah Bakrie Life yang berasal dari Jakarta dan Bandung di depan Wisma Bakrie 2 Jl. HR. Rasuna Said, Jakarta Pusat, Rabu. Demonstran menuntut agar pembayaran dana nasabah yang kembali mengalami penundaan sekitar 3 bulan dari kesepakatan yang sudah dijanjikan segera diselesaikan.

Direktur Eksekutif AAJI Stephen Juwono mengatakan pihak manajemen Bakrie Life seharusnya menempuh masyawarah dalam penyelesaian konflik gagal bayar itu dengan nasabahnya.

Menurut dia, hal itu juga dapat meredam kemarahan nasabah dan memperbaiki citra perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya di bidang asuransi jiwa. "Kami berharap pihak manajemen segera melakukan upaya penyelesaian konflik dengan nasabah itu secara kekeluargaan. Kalau tidak segera diselesaikan, dampaknya juga akan buruk," ujarnya, kemarin.

Kepala Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Isa Rachmatarwata menuturkan regulator juga terus mendesak manajemen Bakrie Life agar segera melakukan penyelesaian konflik tersebut.

Regulator saat ini terus melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap perkembangan konflik tersebut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat dalam menyikapi. "Kami sudah mendesak manajemen, tetapi kalau memang tidak punya uang untuk membayar, ya mau bagaimana lagi. Kita juga masih mengevaluasi," tuturnya. (luz)

Kamis, 19 Agustus 2010

Manajemen Bakrie Life Enggan Umbar Janji Lagi, Kontan online

JAKARTA. Manajemen PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) tak mau umbar janji lagi. Direktur Utama Bakrie Life timoer Sutanto mengatakan pihaknya enggan berjanji mengenai jadwal pembayaran cicilan nasabah Diamond Investa (DI) yang tertunda.


"Mestinya pembayaran itu akan dilakukan tidak terlalu lama. Tapi kami tidak mau berjanji takut tidak tepat waktu," ujar Timoer kepada KONTAN, Rabu (27/7).

Timoer bilang pihak pemegang saham Bakrie Life, yakni Bakrie Capital Indonesia (BCI) saat ini tengah mengupayakan dapat memproses pencairan dana untuk Bakrie Life. "Jadi memang belum ada kabar baru. Namun tetap menjadi komitmen kami untuk dapat menyelesaikan masalah ini," ujarnya.

Nah terkait dengan pelayanan nasabah Bakrie Life, secara bertahap pelayanan mulai dipusatkan di kantor pusat di Jakarta. "Sebagian besar sudah dilayani di Jakarta. Kecuali yang nasabah-nasabahnya banyak seperti Bandung dan Surabaya masih dilayani kantor pelayanan kota tersebut," tandasnya

Bakrie Life Kembali 'Khianati' Nasabah, Detik Finance

Jakarta - Nasabah PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) kembali merasa 'dikhianati' oleh manajemen dan pemegang saham. Pasalnya dana para nasabah belum juga dibayarkan sesuai dalam Surat Kesepakatan Bersama (SKB).


"Nasabah di bawah Rp 200 juta seharusnya sudah lunas April 2010 (cicilan yang ke-6/terakhir) namun belum juga dibayar dana pokok dan bunganya," jelas Koordinator Tim Penyelamatan Pengembalian Dana Nasabah (TP2DN) Bakrie Life dalam surat elektronik yang diterima detikFinance di Jakarta, Rabu (04/08/2010).

TP2DN mengatakan, nasabah di atas Rp 200 juta juga mengalami hal yang sama. Di mana bunga pada Mei, Juni, Juli 2010, dan cicilan pokok kuartal II Juni 2010 serta bunga belum juga dibayar.

"Kita sebagai nasabah sudah kebal terhadap janji Bakrie Life untuk membayar cicilan dana pokok dan bunga nasabah Diamond Investa. Komitmen SKB sudah dilanggar," katanya.

Seharusnya, TP2DN berpendapat perusahaan sekaliber group Bakrie jika sudah ada perjanjian secara legal atau hitam di atas putih harus ditepati.

"Masih untung nasabah mau dicicil sampai 2012. Di dunia bisnis, yang dipegang adalah janji dan realita. Sekali, dua kali, tiga kali melanggar, nasabah sudah tidak percaya lagi," tuturnya.

"Kita berharap bisa bertemu Pak Nirwan Bakrie selaku owner untuk membicarakan masalah pembayaran yang tertunda ini, jangan sampai seperti 2008 ke 2009 yang sempat tertunda 1 tahun. Kita yakin Tuhan akan mengetuk pintu hati Bapak Nirwan Bakrie untuk menyelesaikan masalah gagal bayar Bakrie Life," imbuh TP2DN.

Seperti diketahui Bakrie Life menderita gagal bayar nasabah Diamond Investa sebesar Rp 360 miliar.

Akhirnya Bakrie Life berjanji akan melunasi nasabah sesuai SKB. SKB tersebut berupa komitmen Bakrie Life untuk membayar bunga 9,5% per bulan beserta cicilan pokok secara kuartal per tahunnya yaitu 2010 sebesar 25%, 2011 sebesar 25%, dan Januari 2012 sebesar 50%. Dana tersebut seharusnya mulai dibayarkan pada Maret 2010 sampai Januari 2012.

Pembayaran Nasabah Diamond Investa Masih Belum Jelas

JAKARTA. Managemen PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) ternyata sudah bertemu dengan pihak Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pekan lalu. Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK Isa Rachmatarwata mengungkapkan, dalam pertemuan itu manajemen Bakrie Life yang diwakili oleh Direktur Utama Bakrie Life Timoer Sutanto menyampaikan, bahwa hingga pekan lalu belum ada kabar gembira dari pemegang saham (Bakrie Capital Indonesia/BCI), terkait proses penyelesaian pembayaran uang nasabah tahap kedua yang telah jatuh tempo bulan Juni lalu.

“Sepertinya akan kami lihat lagi jadinya seperti apa. Kemungkinan dalam seminggu atau dua minggu ini mudah-mudahan ada hal yang lebih baik karena sekarang situasinya sudah semakin sulit,” ujar Isa, pekan lalu.

Seperti di ketahui sebelumnya, manajemen Bakrie Life lagi-lagi harus menunda pembayaran cicilan dana nasabah Diamond Investa (DI) untuk dana pokok tahap II pemilik dana di atas Rp 200 juta, bunga bulan Mei dan Juni, dan cicilan dana pokok tahap akhir bagi nasabah pemilik dana dibawah Rp 200 juta

BCI janji pertemukan nasabah dengan Bakrie Life

JAKARTA. Nasabah Diamond Investa (DI) tampaknya kenyang dengan janji-janji. Setelah janji pembayaran cicilan oleh perusahaan asuransi PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) kandas, kini nasabah diiming-imingi dengan pertemuan tiga pihak, yakni nasabah DI, Bakrie Life dan Bakrie Capital Indonesia (BCI), yang merupakan pemegang saham Bakri Life.

Koordinator Tim Penyelamatan Pengembalian Dana Nasabah (TP2DN) Bakrie Life Wahyudi mengatakan, janji itu mereka peroleh setelah berunjuk rasa di depan kantor BCI, kemarin. Menurut Wahyudi, pihak BCI menuding peristiwa gagal bayar ke nasabah DI bukanlah tanggungjawab BCI. "Ini murni kesalahan manajemen Bakrie Life.Mereka berjanji lagi memfasilitasi pertemuan tiga pihak, BCI, Bakrie Life, dan nasabah DI,” ujar Wahyudi kepada KONTAN, Rabu (18/8).

Melihat gelagat tersebut, Wahyudi mengaku pesimistis kalau dana para nasabah akan bisa kembali seperti yang dijanjikan perusahaan sebelumnya. Makanya, dia menegaskan, saat ini TP2DN tengah mengumpulkan berbagai bahan dan menyusun tim pengacara untuk menempuh jalur hukum.

Pada 3 September mendatang, TP2DN bakal melakukan pertemuan terlebih dahulu dengan pihak BCI dan Bakrie Life. "Setelah itu jika tidak ada tindakan tegas, kami akan menempuh jalur hukum,” tukas Wahyudi.

Sekadar mengingkatkan, Asal tahu saja, Bakrie Life gagal membayar dana nasabah produk asuransi berbasis investasi DI sebesar Rp 360 miliar. Akhirnya, disepakati pembayaran dengan cara mencicil. Namun, pembayaran Bakrie Life tidak berjalan lancar. Manajemen terus mengulur-ulur pembayaran. Bahkan, pembayaran bulan Juni 2010 belum juga diterima hingga saat ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Bakrie Life Timoer Sutanto mengungkapkan, BCI sedang dalam proses dengan beberapa kreditur untuk membayar cicil dana nasabahnya. “Mudah-mudahan realisasinya bisa cepat,” ucapnya.

Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam LK) berjanji akan mencabut izin operasional Bakrie Life. Tapi, regulator baru akan mencabut, kalau penyelesaian dana nasabah tuntas

Kamis, 01 Juli 2010

Frustrated Bakrie Life Customers Waiting to Get Their Savings Back

Jakarta Post : Juli 01,2010

Retired Jakarta resident Wahjudi is getting tired of waiting to get his money back.


The ex-auditor, who worked at the Development Finance Comptroller for 26 years, invested his life savings of more than Rp 200 million ($22,000) in Diamond Investa, an investment-cum-life insurance product offered by PT Asuransi Jiwa Bakrie.

Better known as Bakrie Life, the company is controlled by the family of powerful businessman and politician Aburizal Bakrie.

Diamond Investa was set up in 2005 and promised investors returns of 12 percent to 13 percent annually, as providing them with life insurance coverage of up to Rp 1 billion in the case of accidental death.

Everything went well while the Indonesian stock market enjoyed a bull run, but after the financial crisis struck in 2008 things quickly turned sour.

At the end of that year, Bakrie Life suspended interest payments and prevented customers from getting their initial capital back.

“The money was supposed to be for my retirement,” Wahjudi, who is in his 60s, said on Wednesday. “But my situation is better than that of some customers. I know of one person who had a heart attack and another who is now unable to put his children through college.”

A total of 600 customers nationwide invested in Diamond Investa and Wahjudi was chosen as the coordinator for the around 300 unpaid investors in Jakarta.

“I joined in 2005, when the product was launched,” Wahjudi said, adding, perhaps naively, that he had confidence in it because it was a company owned by the Bakries, one of the wealthiest families in Indonesia. “Most of the other customers thought the same thing.”

Wahjudi still has a Diamond Investa brochure that proclaims that Bakrie Life has the full backing of the Bakrie group.

Another thing that Wahjudi said convinced him the product was safe was the fact that the prospectus said that 90 percent of customers’ money would be put into bonds, rather than more risky stocks.

But he said that he later found out that about 80 percent of investors’ money was actually invested in equities, around half of which were Bakrie group stocks.

When payments were stopped in late 2008 investors demanded an explanation from Bakrie Life. “Because there was no satisfying outcome, in mid-2009 we sent a letter to the House of Representatives and to Bapepam-LK [Capital Markets and Financial Institutions Supervisory Agency],” Wahjudi said. “But soon after the Bank Century case emerged, so our case looked insignificant.”

It was only in March 2010 that Bakrie Life released a statement saying it was committed to paying back customers their initial investments as well as the interest accrued.

However, instead of the promised 12 percent to 13 percent returns, Bakrie Life said it could only now pay 9 percent to 10 percent.

The company said it would pay investors who had put less than Rp 200 million into Diamond Investa by April, while larger investors would receive their money in nine installments with the last being paid in January 2012.

Bakrie Life paid its first installment to wealthier customers in March, which represented 6.25 percent of the money it owed them. However, on Wednesday Bakrie Life failed to pay its promised second installment. “I can say there has been no payment this week,” Wahjudi said.

He said that Bakrie Life had also been late in paying the first installment and while smaller customers (under Rp 200 million) had now received most of their money back they were still waiting for a final installment.

Bakrie Life’s president director, Timoer Sutanto, said that he sympathized with the frustrated Diamond Investa customers.

“But we remain committed [to paying them back] and are making efforts to settle the process, amid the current difficulties in funding,” he said. Bakrie Life still owes Diamond Investa customers a total of Rp 300 billion, which it will pay back by January 2012, Timoer said.

Isa Rachmatarwata, head of insurance at Bapepam-LK, told local media on June 24 that Diamond Investa customers should be patient. “Or take another option by filing a lawsuit in court seeking to have the company declared bankrupt,” he said.

But Wahjudi said trying to have Bakrie Life declared bankrupt would not help the investors get their money back.

He said Aburizal Bakrie, or his brother, Nirwan Bakrie, should take more responsibility for the problem.

“Bakrie Life as a company will not be able to pay its debt to us. I’m sure of that,” he said. “But Bakrie as a group, is more than capable. I think one word from Aburizal or Nirwan and this problem would be solved in seconds. This has been a major burden on many people.”