Kamis, 13 September 2012

Pengamat: Lunasi Tagihan, Bakrie Life Sebaiknya Jual Aset

JAKARTA, KOMPAS.com 13/9/2012- Kasus gagal bayar dana nasabah yang melibatkan PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) memasuki babak baru. Kabarnya, perusahaan milik keluarga Bakrie ini mulai ditawarkan ke investor. Nantinya, investor baru itu bakal mengambil alih bisnis perasuransian di Bakrie Life serta menangani kasus ganti rugi produk gagal bayar itu yakni Diamon Investa. Sebenarnya, keinginan agar masalah ini diserahkan ke perusahaan asuransi lain telah menjadi harapan para nasabah. Soalnya, nasabah sudah tidak percaya lagi dengan manajemen dan pemilik Bakrie Life. Maklum, mereka selalu ingkar janji membayar dana pengembalian nasabah. Kini berembus kabar, PT Prudential Life Assurance Indonesia yang bakal mengakuisisi Bakrie Life. Sayangnya, manajemen Prudential Life enggan memberi penjelasan. Nini Sumohandoyo, Direktur Corporate Marketing dan Komunikasi serta William Kuan selaku Presiden Direktur Prudential Indonesia tidak merespons e-mail maupun pesan singkat yang dikirimkan oleh KONTAN, kemarin. Sementara Timoer Sutanto, Direktur Utama Bakrie Life belum mau buka suara. Dia tidak membantah maupun mengelak terkait adanya investor yang sedang didekati oleh Bakrie Life. Ia hanya bilang, saat ini pihaknya masih dalam proses pembicaraan dengan investor. Dia tidak mau membocorkan perkembangannya karena terkait kode etik proses bisnis. Kesepakatan dengan investor itu masih butuh waktu lama dan proses panjang. Timoer pun menegaskan, pihaknya masih berkomitmen menyelesaikan utang ke nasabah Diamon Investa. Namun, pihaknya terkendala masalah likuiditas. "Tapi kami punya aset," imbuh dia tanpa merinci bentuk aset itu. Agar masalah ini segera terselesaikan, portofolio aset itu akan dijual ke pihak lain yang punya likuiditas cukup. Pihak lain itulah yang akan bertanggungjawab menyelesaikan utang ke nasabah. Soal skema penyelesaian, tergantung si investor. "Apakah diganti produk atau apa, itu terserah kepada investor," kata Timoer. Sulit berlangsung Pengamat asuransi Herris Simanjuntak mengatakan, ada dua tipe akuisisi di industri asuransi, yakni mengakuisisi perusahaan dan bisnis. Dalam hal ini, Bakrie Life kemungkinan akan diakuisisi secara bisnis. Artinya portofolio bisnis Bakrie Life akan diambil alih oleh perusahaan lain. Namun, tidak termasuk kepemilikan sahamnya. Meski begitu, Herris pesimistis Bakrie Life akan diambil alih secara bisnis. Sebab perusahaan tersebut terkendala masalah likuiditas. Padahal, akuisisi bisnis mengharuskan pihak yang diakuisisi membayar kepada pihak yang berminat. Sebab perusahaan yang berminat nantinya akan mengambil tanggung jawab Bakrie Life. Herris menegaskan, perusahaan yang akan mengakuisisi pasti berpikir panjang. Maklum, tanggung jawab yang dimiliki Bakrie Life sangat banyak. Kalaupun Bakrie Life punya aset, akan lebih mudah dicairkan saja untuk membayar tunggakan ketimbang tanggung jawabnya diserahkan kepada investor. "Kalau benar masih punya aset, mendingan dicairkan, lalu dibayarkan ke nasabah," kata mantan direktur utama PT Asuransi Jiwasraya ini. Sekadar informasi, Bakrie Life masih memiliki tunggakan pengembalian dana senilai Rp 224 miliar kepada sekitar 250 nasabah. Awalnya tunggakan ke nasabah mencapai Rp 360 miliar. (Feri Kristianto/Kontan)

Selasa, 11 September 2012

OJK Meminta Kasus Bakrie Life Diselesaikan

TEMPO.CO 11/9/2012 -  Jakarta– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menuntaskan kasus-kasus emiten yang tak menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai perusahaan publik. Salah satunya adalah kasus penyelesaian PT Asuransi Jiwa Bakrie atau Bakrie Life yang terkatung-katung sejak empat tahun lalu.

"Kasus-kasus ini saya minta segera diselesaikan akselerasinya di pasar modal," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad Senin 10 September 2012. Menurut dia, kasus dana nasabah Bakrie Life sampai saat ini belum juga rampung. "Jika tidak selesai, memang bisa dilimpahkan (ke OJK)."

Hanya, jika kasus itu dilimpahkan, kata Muliaman, OJK mempelajari kasus tersebut dari awal. Dengan demikian, penyelesaian kasus tersebut membutuhkan waktu yang lebih panjang. "Intinya, kami ingin diselesaikan sebelum mereka (Bapepam) gabung ke OJK," ujarnya.

Seperti diketahui, sekitar 250 nasabah menanamkan dana di Diamond Investa, produk Bakrie Life. Namun Bakrie Life mengalami kasus gagal bayar saat terjadi krisis ekonomi global pada 2008. Total kerugian sebesar Rp 360 miliar. Bakrie Life sudah meneken perjanjian dengan nasabah Diamond Investa dan Bapepam tentang skema pembayaran utang produk asuransi berbasis investasi itu.

Sesuai dengan perjanjian, skema pembayarannya berupa pengembalian dana pokok sebesar 25 persen pada 2010, 25 persen pada 2011, dan sisanya 50 persen dilunasi pada 2012. Sebanyak 25 persen dana pokok pada 2010 dibayar empat kali setiap akhir triwulan. Demikian juga pada 2011. Sisanya, 50 persen, dibayar langsung pada Januari 2012.

Hingga akhir Maret lalu, Bakrie Life baru membayar dana pokok sebesar 16 persen. Sisa cicilan pokok dan bunga Diamond Investa yang belum dibayar adalah per September 2010 sampai dengan Januari 2012. Sesuai dengan SKB, pembayaran utang dan cicilan bunganya harus dilunasi selambatnya pada 31 Januari 2012. Hingga kini, janji itu belum ditepati.

Kepada majalah Tempo, Direktur Utama Bakrie Life Timoer Sutanto enggan menjelaskan kewajiban kepada nasabah. "Masih dalam proses, belum bisa diinfokan," kata dia.

Selasa, 04 September 2012

Dana Nasabah Tak Dilunasi, Bos Bakrie Life Ngaku Tak Punya Uang

Jakarta - Detik Finance - 4/9/2012 - PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) mengaku tak punya dana untuk melunasi cicilan dana pokok nasabah Diamond Investa. Manajemen Bakrie Life sendiri juga tak akan tahu sampai kapan dana para nasabahnya akan kembali sejak ditempatkan sejak 2008 tersebut.

"Kami memang masih menunggu dropping dana dari pemegang saham. Masih dicarikan pendanaanya dan sepertinya tidak mudah," kata Direktur Utama Bakrie Life, Timoer Sutanto ketika dihubungi detikFinance, Selasa (4/9/2012).

Menurut Timoer, pihaknya sendiri tengah mengalami kesulitan. Oleh sebab itu pemegang saham yakni PT Bakrie Capital Invesment (BCI) tengah mencarikan jalan terbaik.

"Sekarang ini memang masih dicarikan jalan karena memang likuiditas seret tapi group masih punya aset non cash," tutur Timoer.

Seperti diberitakan, kasus gagal bayar produk Diamond Investa milik PT Asuransi Jiwa Bakrie sudah berlangsung sejak akhir 2008 hingga kini perusahaan milik keluarga Bakrie tersebut belum melunasi dana para nasabahnya. Bakrie Life baru melunasi dana pokok nasabah kurang lebih hanya 15%, total utang Bakrie Life tercatat Rp 360 miliar.

Bakrie Life memang hanya mengumbar janji-janji palsunya. Dana pokok nasabah Diamond Investa yang direncanakan dicicil 25% per tahun tidak juga dibayar padahal sudah memasuki 2012.

Selama 2011 berarti Bakrie Life tidak mencicil sama sekali.Bakrie Life baru membayar 2,5 kali dana pokok yaitu Maret 2010, Juni 2010, dan September 2010. Total sisa cicilan pokok dan bunga Diamond Investa Bakrie Life yang belum dibayar yaitu per September 2010 sampai dengan Januari 2012.

Rabu, 08 Agustus 2012

Bakrie Life: Kami janji tidak akan lari

Kontan Online - 8/8/2012 - JAKARTA. Direktur Utama Bakrie Life Timoer Sutanto berjanji, perusahaan asuransi itu akan menyelesaikan utangnya kepada sekitar 250 nasabah Diamond Investa. Di sini, Bakrie Life akan menggunakan aset yang dimiliki untuk memenuhi tanggung jawabnya ke nasabah.
"Kita enggak punya likuiditas, tapi punya aset. Kami tidak akan lari dari tanggung jawab dan berkomitmen tak memiliki utang. Semuanya sedang diselesaikan," aku Timoer, di Kantor Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Rabu (8/8)
Kini, Bakrie Life tidak mempunyai likuiditas mengingat tak lagi menjual polis asuransi. Kelangsungan hidup Bakrie Life sepenuhnya bergantung pada uluran tangan para pemilik saham.
Kembali ke aset yang dijanjikan, menurut Timoer, aset tersebut berupa tanah yang tak terikat dengan bank. Meskipun tak menyebut secara rinci seberapa luas tanah tersebut, Timoer berusaha meyakinkan, “Kurang lebih setara dengan nilai utang tersebut,” jawabnya.
Dalam menyelesaikan kasus yang tak kunjung rampung, pihak Bakrie Life, nasabah dan Bapepam-LK masih akan berunding lagi. Rencananya pertemuan akan dilakukan pada September awal.
Sebagai informasi, ada sekitar 250 nasabah Danamon Investa. Tahun 2008 saat terjadi krisis ekonomi global, Bakrie Life mengalami gagal bayar dengan total kerugian Rp 360 miliar. Bakrie Life lalu menandatangani SKB dengan nasabah Diamiond Investa dan Bapepam-LK tentang skema pembayaran utang. (Ester Meryana/Kompas.com)

Rabu, 25 Juli 2012

NASABAH BAKRIE LIFE: Selama 7 Bulan Hanya Dibayar Kata-Kata

Bisnis - 25/7/2012 - JAKARTA:  Nasabah PT Asuransi Jiwa Bakrie menilai perusahaan yang menjual produk Diamond Investa tersebut tidak memberikan tindakan konkrit terhadap kasus pengembalian ratusan dana nasabah.

“Selama 7 bulan ini kami dibayar dengan nihil, hanya perkataan-perkataan. Alasannya mereka tidak punya duit,” kata nasabah Bakrie Life Freddy Kushariono yang memiliki dana Rp1 miliar di perseroan tersebut, Rabu (25/7/2012).

Dia mengemukakan memang itikad baik sudah ditunjukkan direksi dengan rutin melakukan pertemuan bersama nasabah setiap dua minggu sekali sejak Februari 2012. Hanya, nasabah menyayangkan kedatangan direksi tidak dengan janji kongkrit.

“Pak Timoer Soetanto [Direktur Utama Bakrie Life] tidak pernah menghindar  selama pertemuan itu, tap kami sayangkan kedatangannya itu tidak dengan janji kongkrit untuk membayar kewajibannya,” katanya.

Freddy menambahkan hasil pertemuan terakhir nasabah dengan perusahaan di Bapepam LK pada hari ini pun tidak menuai hasil yang memuaskan.

Menurutnya, rapat yang dimediasi oleh regulator itu hasilnya cukup minim. “Kami sekarang meminta supaya disediakan dana untuk kami menghadapi lebaran nanti,” ujarnya

Selasa, 29 Mei 2012

Nasabah Bakrie Life: Calon Presiden RI Tak Boleh Rugikan Rakyat!

Jakarta - Detik Finance - Senin, 28/05/2012 15:26 WIB

Nasabah PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) merasa dikecewakan kembali oleh manajemen. Pasalnya, janji Bakrie Life kepada nasabah lagi-lagi dilanggar.

"Kami Nasabah Diamond Investa Bakrie Life telah dikecewakan lagi oleh manajemen Bakrie life. Mereka berjanji akan membayar manfaat investasi Desember 2011 dam Januari 2012 kurang lebih Rp 2,5 miliar selalu tidak ditepati apalagi dana pokok nasabah yang masih berjumlah kurang lebih Rp 270 miliar yang belum dibayar kepada kurang lebih 200 orang," jelas Perwakilan Nasabah Bakrie Life, Freddy ketika dihubungi detikFinance di Jakarta, Senin (28/5/2012).

"Kami heran mengapa Group Bakrie selalu berbohong dan mentelantarkan nasabah dengan mengutus orang-orang yang tidak bisa mengambil keputusan dalam rapat segitiga antara Bapepam-LK, Nasabah dan Manajemen Bakrie Life/Bakrie Capital Indonesia," imbuh Freddy kembali.

Menurut Freddy, nasabah dan Bapepam-LK yang memang utusan Menteri Keuangan telah dilecehkan.

"Bayangkan saja kalau mereka menjadi di pihak Nasabah, apakah mau diperlakukan seperti ini? Selalu dibohongi selama kurang lebih 3 tahun," tegasnya.

Freddy dan para nasabah berharap nantinya petinggi Bakrie Group saat ini yakni Aburizal Bakrie bisa ikut terjun langsung membantu para 'korban' asuransi ini. Freddy bahkan meminta seluruh grup ikut merasakan penderitaan nasabah.

"Kami mohon sebagai pemilik Group Bakrie dan disebut sebagai Calon Presiden RI, Bapak Aburizal Bakrie dan Bapak Nirwan Bakrie merasakan penderitaan kami. Nasabah bukan orang kaya raya yang punya banyak harta seperti Group Bakrie. Calon Presiden RI tidak boleh merugikan rakyat tetapi harus memperhatikan rakyatnya kalau mau dihargai," tutup Freddy.

Dihubungi secara terpisah, Dirut Bakrie Life Timoer Sutanto masih menjanjikan pada Mei 2012 ini pembayaran dana bisa dilakukan. Namun pembayaran hanya fokus kepada bunga nasabah.

"Sementara kami bertahap akan bayar bunga dahulu sampai ada kesepakatan baru. Meskinya pekan lalu namun mundur tapi diusahakan grup bulan ini," tutur Timoer melalui pesan singkatnya.

Bakrie Life memang hanya mengumbar janji-janji palsunya. Dana pokok nasabah Diamond Investa yang direncanakan dicicil 25% per tahun tidak juga dibayar padahal sudah memasuki 2012.

Selama 2011 berarti Bakrie Life tidak mencicil sama sekali.Bakrie Life baru membayar 2,5 kali dana pokok yaitu Maret 2010, Juni 2010, dan September 2010 (sisa 45% dari total 6,25%).

Total sisa cicilan pokok dan bunga Diamond Investa Bakrie Life yang belum dibayar yaitu per September 2010 sampai dengan Januari 2012.

Perwakilan nasabah Diamond Investa mengaku terpukul atas sikap kesewenang-wenangannya Bakrie Life. Seperti diketahui, Bakrie Life menderita gagal bayar produk asuransi berbasis investasi dengan nama Diamond Investa sebesar Rp 360 miliar

Rabu, 23 Mei 2012

Nasabah Bakrie Life akan menagih Aburizal Bakrie


JAKARTA.
Kontan.co.id
Daftar ingkar janji manajemen PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) semakin panjang. Setelah gagal mengembalikan uang nasabah Diamond Investa selama tiga tahun sejak 2010, kini Bakrie Life ingkar janji lagi dalam mencairkan bunga Rp 4,5 miliar. Kewajiban itu seharusnya ditunaikan Selasa (22/5).
Menurut nasabah Bakrie Life, Freddy Koeshariono, uang tersebut adalah jumlah bunga yang seharusnya dibayarkan pada Desember 2011 dan Januari 2012.
Manajemen Bakrie Life sendiri yang menjanjikan uang akan cair pada 22 Mei. Mereka mengemukakan kesanggupan itu saat pertemuan di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada 9 Mei lalu.
"Tapi ketika tadi kami menagih, mereka bilang belum dapat kucuran dari induk usaha," ujar Freddy, usai pertemuan dengan manajemen Bakrie Life di Kantor Bapepam-LK, Selasa (22/5).
Tragisnya lagi, ketika nasabah mendesak kapan pengembalian dana itu, manajemen tidak bisa menjawab. Alasannya belum ada kepastian dari Bakrie Capital Indonesia (BCI), perusahaan induk Bakrie Life. Padahal, pada pertemuan kemarin itu, hadir Direktur Utama Bakrie Life Timoer Sutanto, dan Direktur Keuangan Bakri Capital Indonesia (BCI), Akhabani. "Kalau mereka saja tidak bisa apa-apa, ya, kami minta siapa perwakilan BCI yang bisa memutuskan," tegasnya.
Kesabaran nasabah pun semakin habis. Makanya, pada pertemuan dua pekan mendatang, nasabah akan minta perjanjian tertulis. Dengan begitu ada dasar hukum jika terjadi wanprestasi lagi.
Seperti biasa, Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK, Isa Rachmatarwata, hanya berharap, nasabah dan manajemen segera mendapatkan titik temu. Menurut Isa, pihaknya tidak memberikan tenggat waktu agar kedua pihak mencapai kesepakatan. "Kedua pihak harus eksplorasi cara-cara lain dan saat ini mereka sedang melakukan, mudah-mudahan ketemu alternatifnya," ujar Isa, lewat pesan singkat.
Nasabah sudah menyiapkan terobosan agar memaksa Bakrie Life mencairkan hak mereka. Antara lain, kata Freddy, menagih langsung ke Aburizal Bakrie, pemilik Bakrie Grup yang berencana maju sebagai calon presiden lewat Partai Golkar. Nasabah akan mencegat Ical, sapaan Aburizal, di setiap kesempatan.
Nasabah membayangkan, Ical memiliki rasa malu, sehingga mau menyelesaikan dulu aibnya di Bakrie Life sebelum bersaing merebut kursi RI-1. "Sebenarnya hari ini kamu mau mencegat tapi kami tunda," tegasnya.
Timoer tidak mengelak soal ketidakmampuan membayar bunga untuk Desember 2011 dan Januari 2012. Sayang dia tidak bisa menjanjikan kapan membayar. "Kami masih usahakan secepatnya biar ada pembayaran," kata Timoer.
Sebenarnya saat pertemuan April lalu, manajemen mengusulkan pembayaran dengan skema baru. Pemegang saham meminta kemudahan mengangsur Rp 4 miliar selama 5 tahun. Bila usulan itu disetujui, hingga tahun kelima nanti sudah terbayarkan sekitar Rp 240 miliar. Tetapi nasabah belum menyetujui karena terlalu lama jangka waktu pelunasannya. Selain itu mereka trauma dibohongi

Senin, 14 Mei 2012

Nasabah Bakrie Life: Dengarkanlah Jeritan Hati Kami Pak Ical

Jakarta - Detik Finance  - Senin, 14/05/2012 13:42 WIB
Nasabah PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) mengungkapkan kekecewaannya terkait belum adanya kepastian pembayaran dana pokok Diamond Investa. Nasabah kini memohon bantuan langsung dari pendiri Grup Bakrie yakni Aburizal Bakrie.

"Kami nasabah Diamond Investa Bakrie Life, benar-benar sangat berharap dan memohon kepada bapak Aburizal Bakrie agar dengan cepat membantu menuntaskan masalah gagal bayar Bakrie Life yang tidak kunjung selesai," kata perwakilan nasabah Bakrie Life, Freddy dalam surat elektroniknya yang dikirim kepada detikFinance, Senin (14/5/2012).

"Semoga dengan tulisan ini, bapak membantu jeritan hati dan kesusahan kami dengan melakukan pembayaran. Kami percaya bapak bisa membayar dana nasabah," imbuh Freddy.

Dijelaskan Freddy, nasabah merasa bingung dengan sikap manajemen Bakrie Life dan Bakrie Capital Indonesia selaku pemegang saham asuransi jiwa tersebut. Karena sudah kurang lebih 2 bulan berdiskusi dengan nasabah yang di mediasi oleh Bapepam LK namun belum juga ada tanda-tanda pembayaran.

"Sampai kami bertanya apakah bapak sudah tahu masalah ini? Mereka bilang bapak sudah tahu kami tidak percaya kalau bapak sudah tahu masalah Bakrie Life secara rinci," tulis Freddy.

"Nasib dana kami sangat tergantung kepada bapak yang merupakan pemilik Bakrie Group. Kami percaya Bakrie bisa melunasi ini sampai akhir tahun 2012 mengingat ini kasusnya sudah sejak 2008," tuturnya kembali.

Perwakilan nasabah asal Bandung ini mengatakan asuransi harusnya memberikan proteksi jangan sampai investor tak percaya lagi kepada asuransi lokal. Hal ini akan berdampak negatif kepada industri perasuransian di Indonesia.

"Manajemen berjanji akan membayar bunga 9,5% bulan Desember 2011 dan Januari pada 16 mei 2012. Sedangkan sisa Rp 270 miliar yang merupakan dana pokok nasabah belum ada kejelasan," tutup Freddy.

Bakrie Life memang hanya mengumbar janji-janji palsunya. Dana pokok nasabah Diamond Investa yang direncanakan dicicil 25% per tahun tidak juga dibayar padahal sudah memasuki 2012.

Selama 2011 berarti Bakrie Life tidak mencicil sama sekali.Bakrie Life baru membayar 2,5 kali dana pokok yaitu Maret 2010, Juni 2010, dan September 2010 (sisa 45% dari total 6,25%).

Total sisa cicilan pokok dan bunga Diamond Investa Bakrie Life yang belum dibayar yaitu per September 2010 sampai dengan Januari 2012.

Perwakilan nasabah Diamond Investa mengaku terpukul atas sikap kesewenang-wenangannya Bakrie Life. Seperti diketahui, Bakrie Life menderita gagal bayar produk asuransi berbasis investasi dengan nama Diamond Investa sebesar Rp 360 miliar.

Rabu, 25 April 2012

Freddy: Bakrie Life Ingkar Janji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asuransi Bakrie Life telah berutang kepada para nasabahnya sebesar Rp 270 miliar. Dengan utang sebanyak itu, Bakrie Life menjanjikan kepada para nasabahnya untuk mengembalikan utang dengan cara menyicil sebesar Rp 2,2 miliar per bulan.
Kalau dikalkulasikan utang para nasabah Bakrie Life akan tertutupi selama 5 tahun. Namun pada awalnya Bakrie Life berjanji akan menyelesaikan utang mereka dalam waktu 3 tahun.
"Dari pihak manajemen Bakrie Life mengatakan selama 3 tahun akan membayarkannya, tapi itu semua hanya omongan saja," ujar Freddy Koeshariono, perwakilan dari Nasabah Bakrie Life di Kantor Bappepam, Rabu (25/4/2012).
Keinginan para nasabah agar Bakrie Life bisa menyelesaikan utangnya dalam waktu 3 tahun. Namun jika ditambah satu tahun lagi, para nasabah Bakrie Life masih memberikan kesempatan waktu.
"Tapi kenyataannya nggak begitu, dalam 3 tahun ini hanya dibayar 15 persen saja dari keseluruhan Rp 360 miliar," papar Freddy.
Tribunnews.com - Rabu, 25 April 2012 14:28 WIB

Kamis, 12 April 2012

Bakrie Life Usul Cicilan Rp 2,2 Miliar

JAKARTA, KOMPAS.com - 
| Erlangga Djumena | Kamis, 12 April 2012 | 12:12 WIB
Desakan nasabah agar pengembalian dana atas produk asuransi berbalut investasi (unitlink) Diamond Investa di PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) sedikit memberi titik terang. Manajemen Bakrie Life mengaku masih sanggup mengangsur pengembalian dana tersebut, tapi dengan menggunakan skema baru. Tapi, nasabah menolak skema baru itu karena hanya menguntungkan Bakrie Life saja.
Usulan skema baru ini muncul saat Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) kembali mempertemukan nasabah dengan manajemen dan pemilik Bakrie Life, Rabu (11/4/2012). Pertemuan berlangsung tertutup, wartawan dilarang masuk.
Wahyudi, salah satu nasabah bercerita, beberapa manajemen Bakrie Life datang ke pertemuan itu, termasuk Timoer Sutanto, Direktur Utama. Kemudian, pemilik Bakrie Life, yakni Bakrie Capital Indonesia (BCI), diwakili sejumlah manajemen.
Dari nasabah, ada tujuh orang yang merupakan perwakilan dari sejumlah daerah. Seperti Karawang, Jakarta, dan Bandung.
Freddy Koeshariono, salah seorang perwakilan nasabah mengatakan, pertemuan kali ini belum menghasilkan keputusan. Manajemen Bakrie Life mengusulkan skema baru untuk pengembalian dana. "Usulannya, mereka mengembalikan dana nasabah secara angsuran per bulan Rp 2,2 miliar selama lima tahun, setelah itu baru sisanya dilunasi," kata Freddy, usai pertemuan.
Permintaan jaminan
Direktur Utama Bakrie Life Timoer Sutanto, menjelaskan, skema baru itu merupakan usulan induk usaha. Namun, pemegang saham (keluarga Bakrie) memerintahkan agar besar angsuran Rp 4 miliar selama lima tahun.
Bila usulan pemegang saham itu disetujui, hingga tahun kelima nanti sudah terbayarkan sekitar Rp 240 miliar. Dengan demikian, dana nasabah yang belum dikembalikan hanya tersisa Rp 39 miliar.
Menurut Timoer, usulan pemegang saham dan grup itu telah menunjukkan komitmen untuk pengembalian dana. Memang, pengembalian dana harus diangsur, soalnya ada keterbatasan dana.
Selain itu, pembayaran secara angsuran itu juga demi kepentingan nasabah. Mengingat, sebagian besar nasabah Bakrie Life adalah pensiunan. "Mereka membutuhkan dana bulanan, makan ya kami mengusulkan pengembalian dana secara angsuran per bulan," terang Timoer.
Ia mengaku, banyak nasabah keberatan dengan usulan itu. Nasabah meminta pembayaran berlangsung lebih singkat, sekitar tiga tahun. Nasabah juga meminta jaminan untuk mengantisipasi pelanggaran kesepakatan. "Sekarang usulan nasabah sedang kami sampaikan ke grup dan pemegang saham, jadi belum ada putusan," jelas Timoer. Namun, pemegang saham dan grup tidak keberatan dengan permintaan jaminan itu
Bapepam-LK akan memanggil kembali semua pihak terkait untuk penyelesaian masalah ini pada 25 April nanti. Semua nasabah akan dipanggil untuk menentukan skema pengembalian dana itu. Semoga saja, segera ada kejelasan pengembalian dana untuk para nasabah. (Adi Wikanto/Kontan)

Rabu, 11 April 2012

NASABAH BAKRIE LIFE: Aburizal Jadi Capres? Nanti Negara ‘Gali Lubang Tutup Lubang’


JAKARTA–Nasabah PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) merasa kecewa ketika mendengar Aburizal Bakrie yang mengaku mencalonkan diri menjadi Presiden RI. Pasalnya, urusan bisnis Grup Bakrie melalui Bakrie Life masih menyisakan masalah yakni tunggakan utang dana nasabah Diamond Investa.
Aburizal Bakrie sebagai petinggi Grup Bakrie dinilai bisa menyelesaikan masalah yang ‘sepele’ ini.
“Total utang Rp 360 miliar. Seharusnya Grup Bakrie dengan kekuatan finansialnya mampu melunasi tunggakan dana nasabahnya,” ungkap perwakilan nasabah Bakrie Life, Freddy kepada detikFinance, Rabu (11/4/2012).
Dikatakan Freddy, Bakrie Life menjadi bagian dari Bakrie Grup dimana membawa nama besar keluarga ‘Bakrie’ yang salah satu pendirinya mencalonkan diri untuk menjadi Presiden.
“Sebenarnya sebagai seorang calon Presiden harus konsekuen saja sewajarnya saja. Kalau tidak tentu sangat mengecewakan pihak ketiga dalam hal ini nasabah Bakrie Life,” katanya.
“Kami sendiri mengimbau bagaimana kalau kinerjanya nanti jadi Presiden jual beli gali lubang tutup lubang itu sangat tidak disarankan politik seperti itu,” imbuh Freddy.
Menurutnya, seorang calon Presiden nantinya harus bisa mengelola negara dengan baik. Jika mengelola bisnis suatu perusahaan saja tidak baik, sambung Freddy bagaimana jika mengurus negara.
“Apalagi pengelolaan negara? Itu diharapkan satu sifat yang konsisten jangan sampai andaikata memegang jabatan pemimpin negara nanti justru rakyat diikutsertakan dalam sebuah risiko selanjutnya,” tutup Freddy.
Seperti diketahui, Bakrie Life menderita gagal bayar produk asuransi berbasis investasi dengan nama Diamond Investa sebesar Rp 360 miliar.
Sesuai SKB, manajemen Bakrie Life menawarkan skema pengembalian dana pokok sebesar 25% di 2010, 25% di 2011, dan sisanya 50% di 2012.Sebanyak 25% di 2010 dibayar empat kali setiap akhir triwulan, demikian juga di 2011, dan sisanya 50% di Januari 2012 namun nasabah kembali gigit jari karena SKB tidak diindahkan oleh manajemen.
Skema pembayaran Angsuran Pokok dana tersebut yakni Maret 2010 (6,25%), Juni 2010 (6,25%), September 2010 (6,25%), Desember 2010 (6,25%), Maret 2011 (6,25%), Juni 2011 (6,25%), September 2011 (6,25%), Desember 2011 (6.25%), dan terakhir pada Januari 2012 (50%).
Namun semua kesepakatan itu meleset dari jadwal, dengan alasan Bakrie Life belum dapat kucuran dana dari induk usahanya Bakrie Grup. Dikutip dari Solopos,

Rabu, 28 Maret 2012

Nasabah Bakrie Life Minta Jaminan Aset

TEMPO.CO, Jakarta 
Nasabah Diamond Investa produk PT Asuransi Jiwa Bakrie (Bakrie Life) meminta jaminan jika dana mereka tidak dibayarkan perusahaan. "Aset dapat berupa tanah atau apapun yang bisa kami pegang," kata salah satu nasabah Bakrie Life, Lie Hendy, di kantor Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Rabu, 28 Maret 2012.

Sebenarnya, Lie ingin jaminan berupa bank garansi. "Sehingga kalau gagal bayar, bisa langsung cair," kata dia. Namun, sepertinya yang bisa diharapkan sekarang jaminan berupa aset. Nasabah mendorong agar jaminan ini tertuang pada perjanjian baru. "SKB (Surat Keputusan Bersama) yang lalu tidak ditepati karena tidak ada jaminan kepada nasabah," kata Lie.

Sekitar 250 nasabah menanamkan dana di Diamond Investa, produk Bakrie Life. Ketika terjadi krisis ekonomi global pada 2008, Bakrie Life mengalami kasus gagal bayar. Total kerugian sebesar Rp 360 miliar. Bakrie Life meneken perjanjian SKB dengan nasabah Diamond Investa dan Bapepam tentang skema pembayaran utang produk asuransi berbasis investasi itu.

Sesuai perjanjian, skema pembayarannya berupa pengembalian dana pokok sebesar 25 persen pada 2010, 25 persen pada 2011, dan sisanya 50 persen dilunasi pada 2012. Sebanyak 25 persen dana pokok pada 2010 dibayar empat kali setiap akhir triwulan. Demikian juga pada 2011. Sisanya 50 persen dibayar langsung pada Januari 2012.

Hingga kini, Bakrie Life baru membayar dana pokok sebesar 16 persen. Sisa cicilan pokok dan bunga Diamond Investa yang belum dibayar, yaitu per September 2010 sampai dengan Januari 2012. Sesuai SKB, pembayaran utang dan cicilan bunganya harus dilunasi selambatnya pada 31 Januari 2012. Hingga kini, janji itu tidak ditepati Bakrie.

Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Bakrie Life Timoer Sutanto mengaku pihaknya kesulitan membayar utang. Perseroan meminta bantuan induk perusahaan Bakrie Capital Group  untuk membantu melunasi utang.

Nasabah kembali bertemu Direksi Bakrie Life yang difasilitasi Bapepam. Mereka ingin mendapat kejelasan pembayaran dana mereka. Pertemuan tersebut dihadiri antara empat orang nasabah dengan Direksi Bakrie Life yang dipimpin Timoer Soetanto.

Namun, pertemuan itu tak membuahkan hasil. "Perusahaan ingin mengumpulkan aspirasi dari seluruh nasabah di kota lain terlebih dulu. Kami hanya mewakili nasabah Jakarta dan Bandung," kata Lie. Pekan depan, Direksi Bakrie Life akan datang ke Ujung Pandang. Pertemuan berikutnya dijadwalkan dua pekan mendatang. "Kami harap, saat itu sudah ada angka. Kapan dibayar dan berapa nominalnya."

Nasabah lainnya, Yoseph, mengatakan pihaknya harus menerima pengunduran waktu pembahasan pembayaran dana mereka. "Kalau kita tidak terima, nanti mereka tidak mau bertemu lagi," kata dia.

Freddy Kusharyono, nasabah lain, mengaku kecewa dengan hasil pertemuan kali ini. "Kami mendapat sinyalemen, Bakrie Life menyepelekan masalah ini. Mereka bisa karena mereka kuat sehingga bisa bersikap arogan," ujarnya. Kasus Bakrie Life menunjukkan contoh buruk bisnis asuransi di Indonesia. "Saya juga tanam modal di Manulife, Prudential, dan Sequislife, semua beres."